Selamat Datang

Terima kasih telah berkenan mengunjungi blog ini.

Saya berharap dapat memberikan apa yang terbaik dan menjadi sahabat bagi Anda sekalian.

Bukan Kepergian Hakiki

Kematian bukanlah kepergian murni, bukan pula kefanaan hakiki.

Kematian hanya sekedar terputusnya hubungan ruh dengan badan.

( Al Fawz al-'Azhim ).

Hakekat Hidup

Seorang-seorang mereka datang dan seorang-seorang mereka pergi.
Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya entah ke mana.

( Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer ).

Anak Yatim

Anak yatim bukanlah yang ditinggal mati orangtuanya lalu hidup sedih dan terlantar.

Tetapi, anak yatim adalah karena ditinggal orang tuanya yang selalu sibuk di luar rumah.

( Ahmad Syauqi, Amir asy-Syu'ara ).

Tangis Tawa

Aku memang manusia
Yang takkan mungkin harus selalu putih
Aku pun tak ingin terlukis hitam lagi
Biarlah hidup berjalan lagi apa adanya

( Hitam Putih by Dewa 19 ).

Saturday, July 28, 2012

Pangan Ndengen

Jaman saya masih kecil ( dulu ) masih banyak dukun di tempat tinggal saya. Dukun beranak , dukun pijet , bahkan dukun yang mistis - mistis gitu lah.

Pangan ndengen. Pernah dengar istilah tersebut ? Kalau belum pernah, di sini saya akan sedikit bergunjing masalah tersebut.

Biasanya , kalau orang lagi sakit ( di tempat saya ) jarang sekali yang berobat ke Dokter. Di samping biaya yang mahal , untuk berangkat ke tempat dokter tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama ( jalan berkelok dan berbatu ).

Nah, di situlah peran dukun. Sampai di tempat mbah dukun , si pasien tadi langsung diperiksa ( 00000 ). Kata mbah dukun " iki lorone kenek ndengen , tau mbedel galengan neng ngalas opo pie ? ".
( ini sakitnya karena ada yang nggondeli, pernah ngrusak pembatas di ladang nggak ).....

Si pasien biasanya langsung ngeling - ngeling ( mengingat - ingat ). Kalau sudah dapet ingatannya , langsung bilang " O , iyo. Aku wingi mbongkar galengan neng lor ngomah. Lha rusak je . " ( O, iya . kemarin saya membetulkan pembatas di ladang belakang rumah ).....

" Yo, " sambil membaca mantra si dukun kemudian menyuruh si pasien atau keluarga untuk membetulkan ( mbenerin ) yang bikin si pasien sakit tersebut.

Keluarga pasien kemudian berangkat ke ladang ( sesuai petunjuk sang dukun ). Dengan sedikit merubah posisi dari pembatas tersebut dan kemudian disiram dengan air , begitulah caranya.

Selang beberapa hari , biasanya sakit si pasien berangsur sembuh ( ajaib emang ). Sebagai ucapan terimakasih kepada si dukun, diberikanlah kembang dan seperangkat alat Udut ( rokok ) yang terdiri dari mbako ( tembakau ) , klembak, segaret, rek jres kalau perlu.

--

Pelajaran apa yang bisa saya petik dari sekelumit kisah di atas ?

Perhatikan lingkungan sekitar , lebih arif dan bijaksana dalam bersikap.

Jangan merusak lingkungan , tempat yang secara tidak kasat mata sebetulnya dihuni oleh para jin. Toleransilah.

Ingatlah , setiap sakit ada obatnya.

Sekian.


Wallahualam.