Selamat Datang

Terima kasih telah berkenan mengunjungi blog ini.

Saya berharap dapat memberikan apa yang terbaik dan menjadi sahabat bagi Anda sekalian.

Bukan Kepergian Hakiki

Kematian bukanlah kepergian murni, bukan pula kefanaan hakiki.

Kematian hanya sekedar terputusnya hubungan ruh dengan badan.

( Al Fawz al-'Azhim ).

Hakekat Hidup

Seorang-seorang mereka datang dan seorang-seorang mereka pergi.
Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya entah ke mana.

( Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer ).

Anak Yatim

Anak yatim bukanlah yang ditinggal mati orangtuanya lalu hidup sedih dan terlantar.

Tetapi, anak yatim adalah karena ditinggal orang tuanya yang selalu sibuk di luar rumah.

( Ahmad Syauqi, Amir asy-Syu'ara ).

Tangis Tawa

Aku memang manusia
Yang takkan mungkin harus selalu putih
Aku pun tak ingin terlukis hitam lagi
Biarlah hidup berjalan lagi apa adanya

( Hitam Putih by Dewa 19 ).

Wednesday, December 12, 2012

Drive by Wire


Sebenarnya saat ini belum ada mobil di Indonesia yang menggunakan teknologi drive-by-wire  untuk sebagian besar sistem operasi di dalamnya seperti pesawat terbang.
Dengan teknologi drive-by-wire  berarti pengemudi sama sekali tidak memiliki hubungan mekanis dengan mobil.

Artinya, kontrol sistem yang dihubungkan secara mekanis maupun hidraulis seperti pedal gas, rem, bahkan setir, digantikan dengan pengiriman signal melalui kabel listrik. Jika dibayangkan, rasanya sama seperti mengemudi mobil di video game  menggunakan joystick.

Sistem drive-by-wire  membuat pengemudi hanya menggerakkan sensor elektromekanikal saja. Teknologi seperti ini baru digunakan secara massal untuk pesawat berbadan lebar, seperti Airbus A 340.

Di dunia aviasi, teknologi ini dinamakan fly-by-wire  dan pertama kali digunakan pada jet tempur F-16. Dengan fly-by-wire,  pilot hanya perlu menggerakkan sebuah joystick  untuk mengendalikan pesawat.

Lebih efisien
Mobil berteknologi drive-by-wire  bisa meningkatkan efisiensi penggunaan komponen. Karena tak lagi menggunakan komponen tradisional seperti kolom setir, pompa power steering,  slang, minyak rem, booster  dan master rem.

Semua komponen ini digantikan oleh motor servo sebagai penggerak yang bekerja berdasarkan perintah komputer. Dan komputer bekerja sesuai input  data yang diterima dari sensor-sensor. Akurasi pengoperasian sistem pun lebih tinggi.

Namun bukan berarti sistem ini tidak memiliki kelemahan. Sebab semua sensor merupakan komponen yang kritis terhadap keamanan berkendara. Kerusakan pada sensor bisa mengganggu fungsi mobil dan tentu saja menjadi ancaman bagi nyawa manusia


Misalnya sensor pedal rem dan sensor kecepatan roda yang harus selalu menginformasikan ECU untuk mengaktifkan rem saat pengemudi menginjak pedal rem.

Nah, bayangkan jika sensor-sensor ini tidak berfungsi. Begitu pula dengan adanya jeda waktu sejak operator mengaktifkan hingga sistem mulai bekerja. Namun jeda waktu ini sangat relatif ( http://www.autobildindonesia.com ).

Nah , di sini yang akan saya sampaikan bukan full drive by wire tetapi hanya untuk bagian mesin. Yaitu , throttle by wire.

Berikut sekema dari throttle by wire ;


Pada sistem ini , bukaan katup gas dikontrol oleh ECU mengikuti pergerakan dari pedal gas. Masih ingat radio jaman dulu , ketika kita mau mengeraskan volume dengan memutar knob volume. Nah , prinsipnya kurang lebih begitu. 

Ketika kita memutar knob volume , sebenarnya kita sedang merubah nilai resistance pada komponen variable resistor. Variable resistor mempunyai range hambatan tertentu. Perubahan nilai resistance tersebut akan diteruskan ke amplifier kemudian dikeluarkan melalui Loud Speaker.

Pada sistem mobil , pedal gas ibarat knob volume pada radio. Amplifier ibarat ECU dan Loud Speaker pada Katup Gas nya.

Berikut gambaran cara kerjanya ;

Ketika pengemudi menginjak pedal gas , nilai resistance pada sensor pedal gas berubah , seiring dengan besarnya bukaan pedal gas. Informasi dari sensor tersebut diteruskan ke ECU , yang kemudian diolah datanya.

Sebagai infromasi pada sensor pedal gas terdapat dua sensor , yaitu sensor 1 dan 2. Keduanya saling mengoreksi dan memback-up apabila terjadi kegagalan pada salah satu sensor , sehingga pedal gas tretap berfungsi ( fail safe mode ).
Kemudian pada ECU data tersebut dimasukkan ke dalam rumusan ( rumus pabrik ). Hasilnya akan diteruskan ke katup gas yang berfungsi sebagai aktuator. Di dalam katup gas sendiri terdiri dari 2 ( dua ) komponen , yaitu Motor throttle dan sensor throttle.

Motor throttle berfungsi sebagai penggerak katup gas , dan sensor throttle membaca dari pembukaan katup gas tersebut.



Pada sensor katup gas juga terdapat dua sensor yang berfungsi saling memback-up.

Pada kondisi fail safe mode , mobil tetap dapat berjalan dengan putaran mesin yang dibatasi sampai 2000 rpm.

Dengan pengguaan teknologi ini , dapat dihasilkan pemakaian bahan bakar yang lebih efisien dan emisi yan dihasilkan lebih rendah ( karena proses yang lebih akurat dibandingkan dengan sistem konvensional ).



Demikian sekelumit dari saya.

Sekian dan terima kasih.

JaPS
maslasno.blogspot.com