Friday, June 08, 2012

Hikmah Sakit

 

Sakit ?




Sudah tentu anda pernah mengalaminya, atau mungkin saat ini anda tengah dilanda penyakit yang menggangu rutinitas anda sehari-hari. sakit memang sangat menggangu dan perlu biaya yang tidak sedikit, apalagi bila phisik kita rentan akan penyakit yang senatiasa datang mendera kita, datangnya begitu cepat tapi perginya begitu lambat seakan-akan penyakit itu betah berada dalam tubuh kita. Saat kita sakit, kegelisahan meliputi jiwa. Tidak jarang orang yang sakit berkeluh kesah tentang penderitaannya. Daripada berkeluh kesah lebih baik segelah berobat karena berobat itu termasuk di antara sunnah Rasulullah Shollallah Alaihi wa Sallam.

Para sahabat Rasullullah bertanya,”Ya Rasulullah, Apakah kami harus berobat ? Beliau menjawab, “Ya , wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah SWT meletakan penyakit dan diletakannya pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yang tak bisa diobati yaitu penyakit ketuaan ”Pikun”.
(HR. Ashabussunnah).

SAKIT ADALAH TEGURAN DARI YANG MAHA KUASA.

Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Berbagai Allah lakukan untuk membuat hamba-hamba-Nya kembali ke jalan Allah. Di antaranya dengan mengingatkan manusia akan nikmat yang Dia berikan kepadanya. Sakit adalah momentum untuk musahabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini kita nikmati. Jika seseorang yang lurus keimanannya, sakit merupakan penghapusan dosa baginya,

“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang sakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Al Bukhairi). 

Seorang yang sakit tidak perlu khawatir dengan amal-amal yang biasa dilakukan, karena Allah memberinya rukhsokh (keringanan). sebagai contoh, ketika sakit dokter melarang berpuasa, padahal dia terbiasa puasa rutin. Dalam puasa Ramadhan dia boleh tidak berpuasa dan menggantinya dihari lain (Kodho). Ketika seorang sakit parah dia boleh sholat sambil duduk atau berbaring karena sholat adalah kewajiban bagi ummat muslim yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun.

Inilah penjelasan Rasulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam.
“Apabila seorang hamba sakit sedangkan dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat; “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sakit” (HR. Hanifah).

Sakit yang diderita orang beriman berfungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dia habiskan dimasa ia sehat bugar. Orang-orang bijak mengatakan “nikmat sehat itu sering dilalaikan sebab hanya terasa bagi orang yang sakit” sebagaimana ungkapan Rasulullah Shollallahu Aliahi wa Sallam,
Yang pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba dari kenikmatan-kenikmatan Allah kelak di hari kiamat ialah ucapan, “Bukankah telah Kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air yang sejuk ?” (HR. Attirmidzi).

Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadikan momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Banyak orang-orang yang melakukan karya-karya besar dalam keadaan sakit. Bahkan Nabi Ayyub Alaihi Sallam dipuji Allah karena keteguhannya dalam menghadapi penyakitnya. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya

“Sesungguhnya aku diganngu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. ( Allah berfirman ): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula senagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambilah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukulah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapat dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya) (Shaad;41-44).

Nabi Ayyub Alaihi Sallam menjadi istimewa karena meskipun dalam keadaan sakit , beliau tetap sabar dan berbaik sangka kepada Allah. Beliau tidak menyebut penyakitnya secara langsung kepada Allah, hanya mengatakan diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan siksaan. Perhatikan bagaimana husnuddzan (berbaik sangka) Nabiyullah Ayyub Alaihi Sallam kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau juga tidak langsung minta disembuhkan tetapi tersirat didalam ungkapannya bahwa beliau minta diringankan dari penderitaan. Rasa sakit yang diderita oleh Nabi Ayyub alaihi Sallam diabadikan Alqur-an agar menjadi contoh untuk ummat manusia bagaimana bersabar dalam penderitaan.

Wallahu alam bimurodhi.


sumber :  http://rudhidayat.wordpress.com/2011/06/18/hikmah-sakit/

0 comments

Post a Comment