Selamat Datang

Terima kasih telah berkenan mengunjungi blog ini.

Saya berharap dapat memberikan apa yang terbaik dan menjadi sahabat bagi Anda sekalian.

Bukan Kepergian Hakiki

Kematian bukanlah kepergian murni, bukan pula kefanaan hakiki.

Kematian hanya sekedar terputusnya hubungan ruh dengan badan.

( Al Fawz al-'Azhim ).

Hakekat Hidup

Seorang-seorang mereka datang dan seorang-seorang mereka pergi.
Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya entah ke mana.

( Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer ).

Anak Yatim

Anak yatim bukanlah yang ditinggal mati orangtuanya lalu hidup sedih dan terlantar.

Tetapi, anak yatim adalah karena ditinggal orang tuanya yang selalu sibuk di luar rumah.

( Ahmad Syauqi, Amir asy-Syu'ara ).

Tangis Tawa

Aku memang manusia
Yang takkan mungkin harus selalu putih
Aku pun tak ingin terlukis hitam lagi
Biarlah hidup berjalan lagi apa adanya

( Hitam Putih by Dewa 19 ).

Tuesday, June 26, 2012

Istighfar

taubat_istighfar
Kita selalu butuh akan ampunan Allah karena kita adalah hamba yang tidak bisa lepas dari dosa. Dosa ini bisa gugur dengan taubat dan ucapan istighfar. Terlihat kedua amalan ini sama. Namun ada sedikit perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Taubat lebih sempurna dan di dalamnya terdapat istighfar. Namun istighfar yang sempurna adalah jika diiringi dengan taubat. 




Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah- menjelaskan,
Taubat berarti,

الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه

“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut taubat.

Sedangkan istighfar bisa jadi terdapat taubat di dalamnya dan bisa jadi hanya sekedar ucapan di lisan. Ucapan istighfar seperti “Allahummaghfirlii” (Ya Allah, ampunilah aku) atau “Astaghfirullah”  (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).

Adapun taubat itu sendiri dilakukan dengan menyesali dosa, berhenti dari maksiat dan bertekad tidak akan mengulanginya. Ini disebut taubat, kadang pula disebut istighfar. Istighfar yang bermanfaat adalah yang diiringi dengan penyesalan, berhenti dari dosa dan bertekad tidak akan  mengulangi dosa tersebut lagi. Inilah yang kadang disebut istighfar dan kadang pula disebut taubat. Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ , أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun (beristighfar) terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imran: 135-136).

Yang dimaksud istighfar pada ayat di atas adalah menyesal dan tidak terus menerus berbuat dosa. Ia mengucapkan ‘Allahummaghfirlli, astaghfirullah’ (Ya Allah, ampunilah aku. Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu), lalu disertai dengan menyesali dosa dan Allah mengetahui hal itu dari hatinya tanpa terus menerus berbuat dosa bahkan disertai tekad untuk meninggalkan dosa tersebut. Jadi, jika seseorang ‘astaghfir’ atau ‘Allahummaghfir lii’ dan dimaksudkan untuk taubat yaitu disertai penyesalan, kembali taat dan bertekad tidak akan mengulangi dosa lagi, inilah taubat yang benar. 

Ya Allah, terimalah taubat kami dan tutupilah setiap dosa kami dengan istighfar. 

sumber : rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3793-perbedaan-taubat-dan-istighfar.html

Jauhkan Saya

Semua orang pasti menginginkan keadaan yang baik saat meninggalkan dunia. Dan suul khotimah itulah yang dikhawatirkan. Mati dalam keadaan bermaksiat, tentu ini adalah keadaan hidup yang jelek. Jika seseorang terkenal baik agamanya secara lahir dan batin, maka ia sulit mendapatkan akhir hidup yang jelek. 


Beda halnya dengan orang yang bergelimang maksiat dan menganggap remeh, merekalah yang lebih mudah mendapatkan suul khotimah.



Disebutkan oleh Imam Asy Syathibi dalam Al I’tishom (1: 169-170), ‘Abdul Haqq Al Isybili berkata,
“Sesungguhnya suul khotimah (akhir hidup yang jelek) tidak mungkin menimpa orang yang secara lahir dan batin baik dalam agamanya. Tidak pernah didengar dan diketahui orang seperti itu punya akhir hidup yang jelek. Walhamdulillah.

Akhir hidup yang jelek itu ada bagi orang yang rusak dalam akidahnya, terus menerus melakukan dosa besar atau menganggap remeh dosa. Begitu pula suul khotimah bisa terjadi pada orang yang asalnya berada di atas sunnah (ajaran Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-) lantas keadaannya melenceng jauh dari jalan tersebut. Inilah amalan yang menyebabkan akhir hidup seseorang itu jelek. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian.”

Ya Allah, hindarkanlah kami dari bergelimang dalam maksiat, rusaknya akidah, dan menganggap remeh dosa.

sumber : rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3817-suul-khotimah-bagi-yang-bergelimang-dosa.html

Saya Budak Dunia


Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

“ ‘Abdullah (hamba Allah) adalah orang yang ridho terhadap apa yang Allah ridhoi, murka terhadap apa yang Allah murkai, cinta terhadap apa yang Allah dan Rasul-nya cintai serta benci terhadap apa yang Allah dan Rasul-Nya benci. Hamba Allah adalah hamba yang senantiasa menolong wali Allah (kekasih Allah dari orang beriman) dan membenci musuh Allah Ta’ala (dari orang kafir). Inilah tanda sempurnanya iman.




Sebagaimana disebutkan dalam hadits,

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Barangsiapa yang cinta dan benci karena Allah serta memberi dan enggan memberi karena Allah, maka telah sempurnalah imannya.”[1]
Beliau juga bersabda,
أَوْثَقُ عُرَى الْإِيمَانِ الْحُبُّ فِي اللَّهِ ؛ وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ
“Ikatan iman yang paling kokoh adalah cinta dan benci karena Allah.”[2]
***

Sebelumnya Ibnu Taimiyah rahimahullah membawakan hadits,

 تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ ؛ تَعِسَ عَبْدُ الْقَطِيفَةِ ؛ تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيصَةِ 

Celakalah wahai budak (hamba) dirham. Celakalah wahai budak (hamba) dinar. Celakalah wahai budak (hamba) qothifah (pakaian).  Celakalah wahai budak (hamba) khomishoh (pakaian).”[3]

Lantas Ibnu Taimiyah mengatakan, “Inilah yang namanya budak harta-harta tadi. Jika ia memintanya dari Allah dan Allah memberinya, ia pun ridho. Namun ketika Allah tidak memberinya, ia pun murka.”
Padahal jika Allah tidak memberi sesuatu, bukan berarti Allah itu pelit. Kadang kita harus mengetahui bahwa diluaskan dan disempitkannya rizki atau harta kadang adalah sebagai ujian bagi kita. Ujian itu adalah apakah kita bisa termasuk hamba Allah yang bersyukur atau tidak dan bersabar ataukah tidak. Budak atau hamba dunia (baca: ‘abdu dunya) memiliki sifat sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di atas. Sedangkan hamba Allah (‘Abdullah) yang sebenarnya adalah sebagaimana yang disebutkan di awal tulisan ini.

Semoga Allah menganugerahkan sifat hamba Allah yang sebenarnya dan menjauhkan kita dari sifat hamba dunia. Hanya Allah yang beri taufik.

sumber : http://rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3219-hamba-allah-dan-budak-dunia.html


Friday, June 08, 2012

Hikmah Sakit

 

Sakit ?




Sudah tentu anda pernah mengalaminya, atau mungkin saat ini anda tengah dilanda penyakit yang menggangu rutinitas anda sehari-hari. sakit memang sangat menggangu dan perlu biaya yang tidak sedikit, apalagi bila phisik kita rentan akan penyakit yang senatiasa datang mendera kita, datangnya begitu cepat tapi perginya begitu lambat seakan-akan penyakit itu betah berada dalam tubuh kita. Saat kita sakit, kegelisahan meliputi jiwa. Tidak jarang orang yang sakit berkeluh kesah tentang penderitaannya. Daripada berkeluh kesah lebih baik segelah berobat karena berobat itu termasuk di antara sunnah Rasulullah Shollallah Alaihi wa Sallam.

Para sahabat Rasullullah bertanya,”Ya Rasulullah, Apakah kami harus berobat ? Beliau menjawab, “Ya , wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya Allah SWT meletakan penyakit dan diletakannya pula penyembuhannya, kecuali satu penyakit yang tak bisa diobati yaitu penyakit ketuaan ”Pikun”.
(HR. Ashabussunnah).

SAKIT ADALAH TEGURAN DARI YANG MAHA KUASA.

Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Berbagai Allah lakukan untuk membuat hamba-hamba-Nya kembali ke jalan Allah. Di antaranya dengan mengingatkan manusia akan nikmat yang Dia berikan kepadanya. Sakit adalah momentum untuk musahabah terhadap nikmat kesehatan yang selama ini kita nikmati. Jika seseorang yang lurus keimanannya, sakit merupakan penghapusan dosa baginya,

“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang sakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. (HR. Al Bukhairi). 

Seorang yang sakit tidak perlu khawatir dengan amal-amal yang biasa dilakukan, karena Allah memberinya rukhsokh (keringanan). sebagai contoh, ketika sakit dokter melarang berpuasa, padahal dia terbiasa puasa rutin. Dalam puasa Ramadhan dia boleh tidak berpuasa dan menggantinya dihari lain (Kodho). Ketika seorang sakit parah dia boleh sholat sambil duduk atau berbaring karena sholat adalah kewajiban bagi ummat muslim yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun.

Inilah penjelasan Rasulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam.
“Apabila seorang hamba sakit sedangkan dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman kepada malaikat; “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan ketika sakit” (HR. Hanifah).

Sakit yang diderita orang beriman berfungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan yang telah dia habiskan dimasa ia sehat bugar. Orang-orang bijak mengatakan “nikmat sehat itu sering dilalaikan sebab hanya terasa bagi orang yang sakit” sebagaimana ungkapan Rasulullah Shollallahu Aliahi wa Sallam,
Yang pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba dari kenikmatan-kenikmatan Allah kelak di hari kiamat ialah ucapan, “Bukankah telah Kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air yang sejuk ?” (HR. Attirmidzi).

Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia menjadikan momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan butir-butir kebaikan. Banyak orang-orang yang melakukan karya-karya besar dalam keadaan sakit. Bahkan Nabi Ayyub Alaihi Sallam dipuji Allah karena keteguhannya dalam menghadapi penyakitnya. Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya

“Sesungguhnya aku diganngu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. ( Allah berfirman ): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula senagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambilah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukulah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapat dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya) (Shaad;41-44).

Nabi Ayyub Alaihi Sallam menjadi istimewa karena meskipun dalam keadaan sakit , beliau tetap sabar dan berbaik sangka kepada Allah. Beliau tidak menyebut penyakitnya secara langsung kepada Allah, hanya mengatakan diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan siksaan. Perhatikan bagaimana husnuddzan (berbaik sangka) Nabiyullah Ayyub Alaihi Sallam kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau juga tidak langsung minta disembuhkan tetapi tersirat didalam ungkapannya bahwa beliau minta diringankan dari penderitaan. Rasa sakit yang diderita oleh Nabi Ayyub alaihi Sallam diabadikan Alqur-an agar menjadi contoh untuk ummat manusia bagaimana bersabar dalam penderitaan.

Wallahu alam bimurodhi.


sumber :  http://rudhidayat.wordpress.com/2011/06/18/hikmah-sakit/

Sunday, June 03, 2012

Servis Ringan Honda Spacy Karburator

Sedikit meluangkan waktu buat servis ringan Honda Spacy ( karburator ).

Ganti oli mesin dan bersihin karburator.
Ini dia penampakannya....

Ganti Oli Mesin ( AHM OIL MPX 2 )

Alat yang dibutuhkan Kunci ukuran 12 mm.

Pakai standar tengah.

Cari baut pembuangan Oli mesin.

Tempatkan wadah penampung oli bekas.

Buka baut pembuangan olinya, tunggu hingga benar - benar tiris.

Tuangkan oli baru melalui lubang pengisian.

Selesai.




Bebersih Karburator

Alat yang dibutuhkan
1. Obeng + dan - .
2. Tang Cucut.
3. Kunci ukuran 10 mm.
4. Air gun ( semprotan angin ).
5. Carburator Cleaner.

Pertama, buka 4 buah baut pengikat jok ( ukuran 10 ) , jangan lupa sekrup 4 buah juga dilepas.

Tampak karburatornya.
Buka sesuai gambar di bawah ini.



Hati - hati saat membuka selang , baik bensin maupun udara. Jangan sampai robek.
Berikut penampakan dari karburator honda Spacy.




Buka 3 baut penampung bensin dengan obeng +.
Berikut daleman karburatornya.



Buka main jet dan slow jetnya. Bersihkan dengan Carburator Cleaner.
Semprot dengan udara bertekanan hingga bersih.
Pasang kembali dengan urutan kebalikan dari proses pembongkaran.


======================================================================
Nyetel Angin Karburator.....

Hidupkan mesin sampai temperatur kerja ( + 5 menit )
Naikkan putaran mesin sampai kira - kira 2000 rpm ( agak tinggi / tidak sampai mati ).


Putar stelan angin sampai mentok , tetap tahan putaran mesin.
Buka kembali stelan angin sampai mencapai putaran mesin yang tertinggi.
Tutup / putar balik stelan angin +  1/2 putaran.


Stel putaran mesin sampai putaran idle ( +  1200 rpm ).



Selesai.

Pilihan Itu Menentukan









Hanya sedikit bercerita tentang opini seseorang dan mungkin bisa jadi sebuah fakta.

Ketika sedang menjalankan tugas ( kerja ) ada seorang Kustomer yang mengangkat pembicaraan mengenai PemiluKada.

Kata Dia : " Jangan lupa ya, nanti pilih nomor ....? ".

Teman saya nyeletuk ; " Bagi saya mah, mau siapa yang jadi juga sama saja ".

" Jangan salah , bagi pebisnis pilihan itu menentukan  ". celetuk sang Kustomer.

Alamak, ngeri kali ( pikir saya ).

Sekarang terserah Anda , Apa yang ada di benak Anda mendapatkan jawaban itu ?.

Salam;



Gambar dari : http://kombatbuku.blogspot.com