Jaman saya masih kecil ( dulu ) masih banyak dukun di tempat tinggal saya. Dukun beranak , dukun pijet , bahkan dukun yang mistis - mistis gitu lah.
Pangan ndengen. Pernah dengar istilah tersebut ? Kalau belum pernah, di sini saya akan sedikit bergunjing masalah tersebut.
Biasanya , kalau orang lagi sakit ( di tempat saya ) jarang sekali yang berobat ke Dokter. Di samping biaya yang mahal , untuk berangkat ke tempat dokter tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama ( jalan berkelok dan berbatu ).
Nah, di situlah peran dukun. Sampai di tempat mbah dukun , si pasien tadi langsung diperiksa ( 00000 ). Kata mbah dukun " iki lorone kenek ndengen , tau mbedel galengan neng ngalas opo pie ? ".
( ini sakitnya karena ada yang nggondeli, pernah ngrusak pembatas di ladang nggak ).....
Si pasien biasanya langsung ngeling - ngeling ( mengingat - ingat ). Kalau sudah dapet ingatannya , langsung bilang " O , iyo. Aku wingi mbongkar galengan neng lor ngomah. Lha rusak je . " ( O, iya . kemarin saya membetulkan pembatas di ladang belakang rumah ).....
" Yo, " sambil membaca mantra si dukun kemudian menyuruh si pasien atau keluarga untuk membetulkan ( mbenerin ) yang bikin si pasien sakit tersebut.
Keluarga pasien kemudian berangkat ke ladang ( sesuai petunjuk sang dukun ). Dengan sedikit merubah posisi dari pembatas tersebut dan kemudian disiram dengan air , begitulah caranya.
Selang beberapa hari , biasanya sakit si pasien berangsur sembuh ( ajaib emang ). Sebagai ucapan terimakasih kepada si dukun, diberikanlah kembang dan seperangkat alat Udut ( rokok ) yang terdiri dari mbako ( tembakau ) , klembak, segaret, rek jres kalau perlu.
--
Pelajaran apa yang bisa saya petik dari sekelumit kisah di atas ?
Perhatikan lingkungan sekitar , lebih arif dan bijaksana dalam bersikap.
Jangan merusak lingkungan , tempat yang secara tidak kasat mata sebetulnya dihuni oleh para jin. Toleransilah.
Ingatlah , setiap sakit ada obatnya.
Sekian.
Wallahualam.
0 comments
Post a Comment