Kita
selalu butuh akan ampunan Allah karena kita adalah hamba yang tidak
bisa lepas dari dosa. Dosa ini bisa gugur dengan taubat dan ucapan
istighfar. Terlihat kedua amalan ini sama. Namun ada sedikit perbedaan
mendasar yang perlu dipahami. Taubat lebih sempurna dan di dalamnya
terdapat istighfar. Namun istighfar yang sempurna adalah jika diiringi
dengan taubat.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz –rahimahullah- menjelaskan,
Taubat berarti,
الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه
“Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan
bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi.” Inilah yang disebut
taubat.
Sedangkan istighfar bisa jadi terdapat taubat di dalamnya dan bisa
jadi hanya sekedar ucapan di lisan. Ucapan istighfar seperti “Allahummaghfirlii” (Ya Allah, ampunilah aku) atau “Astaghfirullah” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).
Adapun taubat itu sendiri dilakukan dengan menyesali dosa, berhenti
dari maksiat dan bertekad tidak akan mengulanginya. Ini disebut taubat,
kadang pula disebut istighfar. Istighfar yang bermanfaat adalah yang
diiringi dengan penyesalan, berhenti dari dosa dan bertekad tidak akan
mengulangi dosa tersebut lagi. Inilah yang kadang disebut istighfar dan
kadang pula disebut taubat. Sebagaimana hal ini diisyaratkan dalam
firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ , أُولَئِكَ
جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun (beristighfar) terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya
ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik
pahala orang-orang yang beramal.” (QS. Ali Imran: 135-136).
Yang dimaksud istighfar pada ayat di atas adalah menyesal dan tidak terus menerus berbuat dosa. Ia mengucapkan ‘Allahummaghfirlli, astaghfirullah’
(Ya Allah, ampunilah aku. Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu), lalu
disertai dengan menyesali dosa dan Allah mengetahui hal itu dari hatinya
tanpa terus menerus berbuat dosa bahkan disertai tekad untuk
meninggalkan dosa tersebut. Jadi, jika seseorang ‘astaghfir’ atau ‘Allahummaghfir lii’
dan dimaksudkan untuk taubat yaitu disertai penyesalan, kembali taat
dan bertekad tidak akan mengulangi dosa lagi, inilah taubat yang benar.
Ya Allah, terimalah taubat kami dan tutupilah setiap dosa kami dengan istighfar.
sumber : rumaysho.com/belajar-islam/manajemen-qolbu/3793-perbedaan-taubat-dan-istighfar.html
0 comments
Post a Comment