Selamat Datang

Terima kasih telah berkenan mengunjungi blog ini.

Saya berharap dapat memberikan apa yang terbaik dan menjadi sahabat bagi Anda sekalian.

Bukan Kepergian Hakiki

Kematian bukanlah kepergian murni, bukan pula kefanaan hakiki.

Kematian hanya sekedar terputusnya hubungan ruh dengan badan.

( Al Fawz al-'Azhim ).

Hakekat Hidup

Seorang-seorang mereka datang dan seorang-seorang mereka pergi.
Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya entah ke mana.

( Bukan Pasar Malam by Pramoedya Ananta Toer ).

Anak Yatim

Anak yatim bukanlah yang ditinggal mati orangtuanya lalu hidup sedih dan terlantar.

Tetapi, anak yatim adalah karena ditinggal orang tuanya yang selalu sibuk di luar rumah.

( Ahmad Syauqi, Amir asy-Syu'ara ).

Tangis Tawa

Aku memang manusia
Yang takkan mungkin harus selalu putih
Aku pun tak ingin terlukis hitam lagi
Biarlah hidup berjalan lagi apa adanya

( Hitam Putih by Dewa 19 ).

Sunday, April 29, 2012

Memperbaiki Motor Fan Radiator

Kali ini saya ingin sedikit berbagi tentang cara memperbaiki motor fan radiator yang bermasalah. Sebelum melakukan perbaikan , pastikan bahwa memang benar komponen tersebut yang bermasalah.







Masalah yang umum adalah brush / arang yang sudah aus atau rotor yang terbakar.
Untuk brush yang tipis bisa dilakukan penggantian dengan brush dari luar, sedangkan bila rotor yang terbakar dilakukan gulung ulang kumparannya.

Fungsi Motor Fan
Berfungsi untuk mendinginkan air radiator yang bersirkulasi dan untuk mendinginkan Condensor AC.

Letak Motor Fan

motor fan

Rangakaian Motor Fan

Rangkaian Motor Fan
Alat dan Bahan


Untuk melakukan pengecekan awal , lakukan langkah- langkah berikut :
Lepas Konektor motor fan
Hidupkan mobil dan nyalakan AC ( dalam kondisi normal motor fan harus hidup )
Colokkan Test Pen ke Soket yang menuju motor fan ( lampu di test pen harus menyala )
Jika test pen tidak bereaksi, berarti tidak ada arus yang menuju motor fan ( cek rangkaian kabel / relay ).
Jika test pen menyala berari bisa dipastikan motor fan yang bermasalah.

Membongkar Motor Fan

Lepaskan motor fan dari dudukannya


Beri tanda pada motor fan ( memudahkan mengembalikan ke posisi sebelumnya )


Dengan menggunakan tang potong, ungkit pada pengunci casing motor fan.


Periksa kondisi Brush, ganti bila sudah tipis ( gunakan pin untuk mengganjal brush )


Periksa kondisi kumparan Rotor ( bisa hangus lakukan penggantian atau digulung ulang )
Beri sedikit grease / gemuk pada kedua ujung rotor.
Rapikan kembali dengan urutan kebalikan dari proses pembongkaran.

Sekian dan semoga bermanfaat.

Untuk praktek ini hanya membutuhkan modal Rp 5.000,00 untuk membeli brush ( satu pasang ).

Tuesday, April 24, 2012

Menyembunyikan Game di WIndows ( XP dan 7 )

Games bawaan saat pertama kali windows diinstall di computer ini biasanya terdiri dari Freecell, hearts, internet backgammon, internet checkers, Internet hearts, internet reverse, internet spades, Minesweeper, pinball, solitaire, spider solitaire, chess titans, Mahjong Titans, Purble Place.





Untuk melakukan uninstall game bawaan windows tersebut berikut ini langkah-langkahnya

Windows XP

Klik Start -> Control Panel



Add or Remove Programm


Klik pada Add/Remove Windows Components


Pilih Accessories dan Utilities
Klik Details


Klik pada Games dan pilih Details


Hilangkan centang pada game yang mau dihapus ( saya pilih Internet Games )


Klik OK , kemudian klik Next.
Berikut prosesnya.


Finish


Perbandingan 

sebelum
sesudah

Windows 7

Klik start -> Control Panel





Klik Uninstall Programm



Klik pada Turn Windows Features on or off
Hilangkan tanda centang pada Games kemudian klik OK.



Restart Sistem.


Sekian dan semoga bermanfaat.

Saturday, April 21, 2012

Aki dan Sistem Pengisian


Berikut ini hanya sedikit mengulas mengenai aki ( battery ) dan sistem pengisiannya. 
Pengetahuan ini semoga menjadikan kita untuk lebih dekat mengenal tentang aki dan sistem pengisiannya.









Aki ( Battery )

Pada dasarnya, semua aki bekerja dengan mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Selain bekerja sebagai sumber listrik, aki juga bekerja sebagai equalizer listrik, yang berarti tegangan yang berlebihan akan diserap oleh aki sehingga tidak merusak sistem kelistrikan pada umumnya.

Reaksi kimia

Pada saat aki digunakan, tiap molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatif (S04-). Tiap ion S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat (PbS04) sambil melepaskan dua elektron. Sedang sepasang ion hidrogen tadi akan ditarik lempeng timbal dioksida (PbO2), mengambil dua elektron dan bersatu dengan satu atom oksigen membentuk molekul air (H2O).
Dari proses ini terjadi pengambilan elektron dari timbal dioksida (sehingga menjadi positif) dan memberikan elektron itu pada timbal murni (sehingga menjadi negatif), yang mengakibatkan adanya beda potensial listrik di antara dua kutub tersebut. Proses tersebut terjadi secara simultan, reaksi secara kimia dinyatakan sebagai berikut : 

                    Pb02 + Pb + 2H2S04 -----> 2PbS04 + 2H20
 
Di atas ditunjukkan terbentuknya timbal sulfat selama penggunaan (discharging). Keadaan ini akan mengurangi reaktivitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi lemah (encer), sehingga tahanan antara kutub sangat lemah untuk pemakaian praktis.
Sementara proses kimia selama pengisian aki (charging) terjadi setelah aki melemah (tidak dapat memasok arus listrik pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Kondisi aki dapat dikembalikan pada keadaan semula dengan memberikan arus listrik yang arahnya berlawanan dengan arus yang terjadi saat discharging. Pada proses ini, tiap molekul air terurai dan tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada lempeng positif membentuk Pb02. Reaksi kimia yang terjadi adalah :

                   2PbS04 + 2H20 ----> PbO2 + Pb + 2H2S02 


Ampere Hour ( AH )

Pada aki kendaraan bermotor arus yang terdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas aki yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam). Contohnya untuk aki dengan kapasitas arus 45 AH, maka aki tersebut dapat mencatu arus 45 Ampere selama 1 jam atau 1 Ampere selama 45 jam.

Menghemat aki

Rata - rata umur Aki kurang lebih satu sampai dua tahun.
Ada beberapa tips yang dapat dicoba untuk lebih memperpanjang umur aki, mengingat harganya cukup mahal.
  • Saat mobil atau motor diparkir lama, lepaskan salah satu kabel pada kutub aki, sehingga pada aki tak ada arus yang benar-benar mengalir.
  • Tidak menyalakan perlengkapan yang memerlukan arus (radio atau tape) saat mobil sedang tidak dijalankan.
  • Perawatan dan pengecekan terhadap tinggi permukaan air aki harus diperhatikan.

Sistem Pengisian ( Charging System )

Fungsi

Fungsi dari system ini adalah untuk mengisi arus ke Aki dan mensupply arus listrik ketika kendaraan sedang digunakan. Jadi ketika kendaraan sedang digunakan , fungsi aki digantikan oleh system ini. Di dalam system ini komponen utamanya adalah alternator ( orang bilang dynamo ampere ).

Berikut adalah diagram untuk system pengisian pada mobil 

diagram sistem pengisian
Cara Kerja

Sedikit tentang cara kerja :
    Ketika kunci kontak ON , arus dari Battery mengalir melalui Fuse 10A menuju Lampu Indikator Pengisian kemudian ke terminal 3 Alternator terus ke Ground. Pada kondisi ini Lampu Indikator menyala.
Pada kondisi ini pula , arus mengalir dari Battery ke terminal 4 Alternator. Di dalam Alternator terjadi proses kemagnetan pada kumparannya.
    Ketika kunci kontak distarter ,  Alternator mulai menghasilkan arus pada terminal 1 dan 3 . Karena tegangan pada terminal 3 sama dengan tegangan Battery , Lampu Indikator Pengisian padam ( tidak ada beda tegangan ).  Begitu pula ketika kendaraan mulai hidup.
Di dalam Alternator terdapat voltage regulator. Berfungsi mengatur besar kecilnya arus dan tegangan yang dihasilkan oleh Alternator.

Tegangan yang dihasilkan oleh Alternator ini berkisar antara 12,9 sampai 14,5 Volt. Di luar itu , system pengisian tidak normal ( diindikasikan dengan menyalanya Lampu Indikator Pengisian ).

Pengukuran Sistem Pengisian

Berikut besarnya  hasil pengukuran tegangan pada terminal positive dan negative Batteray
Kunci kontak OFF ( 12,3 Volt )
Kunci kontak ON ( 11,95 – 12,3 Volt )
Saat starter ( 9,3 Volt . hasil pengukuran di bawah 9,3 Volt  menandakan gejala Baterry soak )
Saat mesin hidup ( 12,9 – 14,5 Volt . di bawah 12,9 Volt = under charge dan sebaliknya )

Tips merawat Alternator

Alternator bisa dikatakan komponen yang free maintenance.
Jaga kekencangan terminal Battery dan Alternator ( jika kendor pengisian tidak maksimal ).
Jangan menyiram ruang mesin dengan air ( bisa menyebabkan rangkaian short ).

Sekian dan semoga bermanfaat.

Friday, April 20, 2012

USB TPLINK TLWN321G di Backtrack 5

Ketika saya menggunakan USB TP LINK TL WN321G di Backtrack 5,  untuk koneksi ke Wifi saya mengalami kesulitan ( keterbatasan mental ). Digunakannya USB wifi ini , agar wifi bawaan lebih awet. Apalagi untuk proses monitoring mode yang cukup menguras performanya. Dari hasil pencarian di internet didapatkan sebuah ilham.

Berikut kurang lebih pencerahannya :




Colokkan USB wifi ke PC.
Buka terminal , iwconfig ( terbaca wlan1 )


Hidupkan wlan1 , ifconfig wlan1 up



Lakukan scan wifi , iwlist scan


Perintah diatas akan memberikan daftar AP yang mungkin digunakan. Pada wlan1 scan complete, perhatikan bagian ESSID. Misalnya ESSID yang akan digunakan berisi FreeWifi , berikut adalah perintah untuk mengaktifkan koneksi ke AP tersebut.
iwconfig wlan1 essid " FreeWifi " ( gunakan tanda petik )





Setelah pengaktifan koneksi berhasil dilakukan, langkah terakhir adalah meminta agar DHCP yang ada pada AP memberikan nomor IP ke Backtrack saya.
dhclient wlan1



Cek apakah kita sudah mendapat IP dari AP tadi.
ifconfig



Lakukan ping ke google
ping www.google.com



Jika ada balasan dari google , berarti USB Wifi tersebut sudah konek dan bisa digunakan untuk berinternet.
Sekian dan semoga bermanfaat.

Thursday, April 19, 2012

Gejala Rem Pada Mobil

Jangan pernah meremehkan rem. Sistem rem merupakan salah satu komponen vital yang patut mendapat perhatian lebih. Jika tidak berfungsi dengan baik, maka kecelakaan merupakan dampak yang pasti terjadi. Terlebih bagi yang ingin melakukan perjalanan jauh agar tidak merepotkan atau malah berujung bencana. 





Berikut beberapa gejala yang dapat diwaspadai ketika sistem rem bermasalah

 1. Pedal bergetar ketika diinjak

Kondisi ini akibat piringan bergelombang atau tidak rata dan atau Oleng . Kondisi ini biasa terjadi pada mobil matik karena pengemudi malas menggunakan rem parkir saat berada di lampu merah. Jadi, pengemudi tetap menginjak rem sementara posisi gigi tidak di netral. Karena sifat besi ketika panas memuai, permukaan yang ditekan kampas rem akhirnya menimbulkan gelombang.


Kondisi bergelombangnya Piringan memnyebabkan tingkat keolengannya tinggi ( toleransi sekitar 0,07 mm ). Dengan tingkat keolengan seperti ini, ketika pengemudi menginjak pedal rem getaran dari pringan langsung merambat ke padal rem. Bahkan kalau sudah parah, steer atau kemudi juga ikut bergetar.


mengukur keolengan piringan

Solusi sementara adalah dengan menghaluskan piringan rem ( ke tukang bubut ). Dengan proses ini , piringan menjadi rata dan tidak oleng. Tanyakan ke tukang bubut, berapa minimal ketebalan piringan rem. Jika sudah tipis lakukan penggantian. Jika tidak piringan rem bisa pecah.
 
ketebalan piringan

2. Pedal rem keras dan kurang pakem 

Kondisi ini disebabkan adanya kerusakan pada booster rem atau adanya kebocoran udara pada sistem booster rem. Jika kerusakan dari booster , lakukan penggantian.  Untuk pengecekan kondisi booster adalah sebagai berikut :
Matikan mesin.
Injak pedal rem beberapa kali sampai pedal rem terasa keras.
Tahan injakan pedal rem dan hidupkan mesin.
Jika pedal rem terasa ringan dan turun, berarti booster masih OK.


3. Pedal rem dalam dan kurang pakem 
kebocoran pada sistem rem
Kondisi ini disebabkan adanya kebocoran pada sistem rem atau kerusakan pada master cylinder. Periksa level minyak rem, jika berkurang drastis bisa dipastikan terjadi kebocoran pada sistem rem. Kebocoran biasa terjadi pada sil kaliper rem atau cylinder roda. Kondisi ini bisa disebabkan pula adanya udara pada sistem rem. Untuk mengatasinya dilakukan proses air bleeding ( buang angin ). Lakukan perbaikan seperlunya.


4. Rem pakem tapi membuang ke satu sisi

Kondisi ini disebabkan adanya rem yang macet pada salah satu sisi atau setelan rem yang tidak sama antara sisi kiri dan kanan ( untuk tipe teromol ). Atau bisa juga disebabkan oleh spooring kendaraan yang tidak tepat. Rem membuang ke satu sisi jarang terjadi pada rem yang telah dilengkapi ABS.
Untuk mengecek penyebab pastinya lakukan langkah sebagai berikut :
Angkat roda satu per satu. Putar dengan tangan roda tersebut. Jika rem macet , roda tidak dapat diputar 
( seret ).
Jika tidak ada yang macet, kemungkinan besar masalah ini disebabkan oleh spooring kendaraan yang kurang tepat. Lakukan spooring pada bengkel kesayangan Anda.

Tips :
Lakukan pemeriksaan rem setiap 20.000 km atau 6 bulan sekali.
Lakukan penggantian minyak rem setiap kelipatan 40.000 km atau 1 tahun sekali.

Demikian dan semoga bermanfaat.



Sistem Pengapian Transistor


Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit membahas mengenai system pengapian transistor. Sistem pengapian ini lebih maju dibandingkan dengan system pengapian dengan Contack Point ( Platina ) dan semi transistor.





Pengapian Semi Transistor

Untuk diagram system pengapian semi transistor kurang lebih sbb

Sistem pengapian ini hasil modifikasi dari sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian semi transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih menggunakan platina. Namun demikian, fungsi dari platina (breaker point) tidak sama persis seperti pada pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih awet  (tidak cepat aus) karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari rangkaian primer tersebut. Dalam hal ini platina hanyalah bertugas sebagai switch (saklar) untuk meng-on-kan dan meng-off-kan transistor. Arus listrik yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian primer yang menuju ke massa (ground) terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian.

Adapun cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut : 
Apabila kunci kontak (ignition switch) posisi “on” dan platina dalam posisi tertutup, maka arus listrik mengalir dari terminal E pada TR1 ke `terminal B. Selanjutnya melalui R1 dan platina, arus mengalir ke massa, sehingga TR1 menjadi ON. Dengan demikian arus dari terminal E TR1 mengalir ke terminal C. Selanjutnya arus mengalir melalui R2 menuju terminal B terus ke terminal E pada TR2 yang diteruskan ke massa. Akibat dari kejadian arus listrik yang mengalir dari B ke E pada TR2 yang diteruskan ke massa tersebut menyebabkan mengalirnya arus listrik dari kunci kontak ke kumparan primer, terminal C, E pada TR2 terus ke massa. Dengan mengalirnya arus pada rangkaian primer tersebut, maka terjadi kemagnetan pada kumparan primer koil pengapian.
Apabila platina terbuka maka TR1 akan Off dan TR2 juga akan Off sehingga timbul induksi pada kumparan - kumparan ignition coil yang menyebabkan timbulnya tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Induksi pada kumparan sekunder membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Pengapian CDI
http://lasmooths.blogspot.com/2010/01/sistem-pengapian-cdi.html

Cara kerja :

Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti terlihat pada gambar disamping. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api
yang akan membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa, sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem pengapian CDI bekerja lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian teriduksi dengan
cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk
memercikan bunga api pada busi.
Sistem Pengapian Modern

Pada sistem ini komponen utama tetap menggunakan transistor. Akan tetapi jumlah transistor yang dipakai cukup banyak dan kadang sudah berbentuk IC. Berikut kurang lebih diagramnya
 











Untuk cara kerjanya kurang lebih sebagai berikut :
Pada sistem ini cara kerjanya hampir mirip dengan CPU PC pada umumnya.
Sebagai input ( sensor ) utama adalah : sensor putaran mesin ( Crankshaft Position Sensor / CKP  ) dan Camshaft Position sensor ( CMP ) . Sebagai CPU nya adalah ECM ( Engine Contorl Module ).
Sedangkan output ( aktuator ) adalah Ignition Coil dan Busi.
Ketika kunci kontak posisi ON, ECM menerima inputan bahwa putaran mesin 0 ( nol ) sehingga ECM tidak mengeluarkan arus yang menuju Transistor / Tr ( transistor tetap dalam posisi OFF ).
Ketika kunci kontak di posisi START ,  ECM mendapat inputan dari CKP dan CMP ( CMP menentukan Firing Order dan Ignition Timing ). ECM kemudian menirimkan arus ke Tr sehingga Tr ON. Pada waktu ini Ignition Coil mendapat arus dan terjadi kemagnetan.
Seiring dengan putaran mesin , CMP memberikan masukan ke ECM bahwa waktu pengapian sudah tiba. ECM kemudian memutuskan arus yang ke Tr. Proses ini menyebabkan terjadinya Induksi di Ignition Coil dan diteruskan ke busi. Proses ini terus berlangsung dan berulang - ulang.

Ditunggu masukannya.


Referensi 
Pengapian semi transistor : http://coilku.com/sistem-pengapian-elektronik-electronic-ignition-system.html
Pengapian CDI  http://lasmooths.blogspot.com/2010/01/sistem-pengapian-cdi.html