Sakit ?
Sudah tentu anda pernah mengalaminya, atau mungkin saat ini anda tengah
dilanda penyakit yang menggangu rutinitas anda sehari-hari. sakit
memang sangat menggangu dan perlu biaya yang tidak sedikit, apalagi bila
phisik kita rentan akan penyakit yang senatiasa datang mendera kita,
datangnya begitu cepat tapi perginya begitu lambat seakan-akan penyakit
itu betah berada dalam tubuh kita. Saat kita sakit, kegelisahan meliputi
jiwa. Tidak jarang orang yang sakit berkeluh kesah tentang
penderitaannya. Daripada berkeluh kesah lebih baik segelah berobat
karena berobat itu termasuk di antara sunnah Rasulullah Shollallah Alaihi wa Sallam.
Para sahabat Rasullullah bertanya,”Ya Rasulullah, Apakah kami harus
berobat ? Beliau menjawab, “Ya , wahai hamba-hamba Allah. Sesungguhnya
Allah SWT meletakan penyakit dan diletakannya pula penyembuhannya,
kecuali satu penyakit yang tak bisa diobati yaitu penyakit
ketuaan ”Pikun”.
(HR. Ashabussunnah).
SAKIT ADALAH TEGURAN DARI YANG MAHA KUASA.
Allah Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Berbagai Allah lakukan untuk membuat hamba-hamba-Nya kembali ke jalan
Allah. Di antaranya dengan mengingatkan manusia akan nikmat yang Dia
berikan kepadanya. Sakit adalah momentum untuk musahabah terhadap nikmat
kesehatan yang selama ini kita nikmati. Jika seseorang yang lurus
keimanannya, sakit merupakan penghapusan dosa baginya,
“Tiada seorang mukmin ditimpa rasa
sakit, kelelahan (kepayahan), diserang sakit atau kesedihan (kesusahan)
sampaipun duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah
menghapus dosa-dosanya. (HR. Al Bukhairi).
Seorang yang sakit tidak perlu khawatir dengan amal-amal yang biasa dilakukan, karena Allah memberinya rukhsokh (keringanan).
sebagai contoh, ketika sakit dokter melarang berpuasa, padahal dia
terbiasa puasa rutin. Dalam puasa Ramadhan dia boleh tidak berpuasa dan
menggantinya dihari lain (Kodho). Ketika seorang sakit parah dia boleh
sholat sambil duduk atau berbaring karena sholat adalah kewajiban bagi
ummat muslim yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun.
Inilah
penjelasan Rasulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam.
“Apabila seorang hamba sakit
sedangkan dia biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah berfirman
kepada malaikat; “Catatlah bagi hambaKu pahala seperti yang biasa ia
lakukan ketika sakit” (HR. Hanifah).
Sakit yang diderita orang beriman
berfungsi sebagai pengontrol terhadap nikmat kesehatan dan kesenangan
yang telah dia habiskan dimasa ia sehat bugar. Orang-orang bijak
mengatakan “nikmat sehat itu sering dilalaikan sebab hanya terasa bagi
orang yang sakit” sebagaimana ungkapan Rasulullah Shollallahu Aliahi wa
Sallam,
Yang pertama kali yang ditanyakan kepada seorang hamba dari kenikmatan-kenikmatan Allah kelak di hari kiamat ialah ucapan, “Bukankah telah Kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air yang sejuk ?” (HR. Attirmidzi).
Ternyata sakit tidak selalu meninggalkan
kesan kesedihan dan penderitaan bagi seseorang, tapi justru ia
menjadikan momentum lonjakan kebaikan dalam menyemai dan mengumpulkan
butir-butir kebaikan. Banyak orang-orang yang melakukan karya-karya
besar dalam keadaan sakit. Bahkan Nabi Ayyub Alaihi Sallam dipuji Allah
karena keteguhannya dalam menghadapi penyakitnya. Dan ingatlah akan
hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhan-nya
“Sesungguhnya aku diganngu syaitan
dengan kepayahan dan siksaan”. ( Allah berfirman ): “Hantamkanlah
kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum”. Dan Kami
anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami
tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula senagai rahmat dari Kami
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Dan ambilah
dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukulah dengan itu dan janganlah
kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapat dia (Ayyub) seorang yang
sabar. Dialah sebaik-baiknya hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhan-nya) (Shaad;41-44).
Nabi Ayyub Alaihi Sallam menjadi istimewa
karena meskipun dalam keadaan sakit , beliau tetap sabar dan berbaik
sangka kepada Allah. Beliau tidak menyebut penyakitnya secara langsung
kepada Allah, hanya mengatakan diganggu oleh syaitan dengan kepayahan
dan siksaan. Perhatikan bagaimana husnuddzan (berbaik sangka) Nabiyullah
Ayyub Alaihi Sallam kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau juga tidak
langsung minta disembuhkan tetapi tersirat didalam ungkapannya bahwa
beliau minta diringankan dari penderitaan. Rasa sakit yang diderita oleh
Nabi Ayyub alaihi Sallam diabadikan Alqur-an agar menjadi contoh untuk
ummat manusia bagaimana bersabar dalam penderitaan.
Wallahu alam
bimurodhi.
sumber : http://rudhidayat.wordpress.com/2011/06/18/hikmah-sakit/
0 comments
Post a Comment